Selasa, 28 April 2009

Koalisi pragmatis dan efeknya

Koalisi yang hanya didasari kepentingan pragmatis kini sedang ditarikan oleh sebagian elit politik.Mereka lebih tergiur berkoalisi dengan kubu partai demokrat sang pemenang pemilu dalam mengusung SBY dlm pilpres.Namun keinginan mengusung SBY tidak dilandasi niat yg tulus,sebab mereka juga meminta pembagian kursi kekuasaan seperti kursi wakil presiden dan posisi menteri dalam pemerintahan.

Rakyat indonesia ataupun konstituen parpol banyak yg mengerti jika langkah koalisi yg sedang gencar dilakukan oleh sebagian politisi bersifat pragmatis dan emosional.Mereka mengetahuinya dari sikap elit partai yang tidak lagi setia dengan janjinya yang akan mengusung calon tertentu ketika pemilu lalu.

Efek dari sikap elit parpol yang lebih pragmatis dan inkonsisten bisa mengakibatkan dipandah rendah oleh konstituennya.Sikap penentangan mereka akan diperlihatkan dengan memihak kepada lawan politik yg mereka hormati karena setia dengan komitmen.Dengan kata lain punya harga diri.

Efek lainnya adalah pemilu legislatif 2014.Dipemilu ini memori rakyat atau konstituen akan disegarkan lagi untuk mengingatkan betapa perlu dan pentingnya sikap konsisten parpol serta tidak melupakan janjinya kepada para kader.Harga diri parpol menjadi isu yg seksi.

Untuk kubu SBY perlu hati-hati,sebab jika kubunya diisi oleh kelompok elit(koalisi) yang tidak disuka oleh rakyat. Sikap kelompok pragmatis dan oppotunis yang ikut bergabung dlm koalisi SBY itu bisa membuat pendukung setia berubah jadi kecewa dan berbalik jadi pembelot.

Kehormatan parpol dibangun dengan cara-cara terhormat bukan dgn merendahkan diri sendiri atau plin plan.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar