Selasa, 19 Juli 2011

Exxon Mobil Dan BBG Tidak Peduli Dampak Lingkungan?

PTT.Barito Basin Gas (BBG)Dan Exxon Mobil yang mengelola atau melakukan eksplorasi gas Metham di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Diduga tidak perduli dengan Dampak Lingkungan yang ditimbulkannya. Sebab masyarakat yang keberatan atas dampak lingkungan berupa suara bising yang diakibatkan dari suara pengeboran tidak mendapat tanggapan yang serius.

Masyarakat sekitar (30 KK)yang meminta bantuan LSM Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM) sudah beberapa kali melakukan Pertemuan dgn Perwakilan BBG dan exxon mobil yaitu, Wisaman Purnama dan Helda. Pertemuan itu dilakukan dikantor LSM dan Kantor BBG di Jalan Pramuka Komplek Melati Indah Banjarmasin. Namun pertemuan tersebut selalu diakhiri dengan janji-janji yang tidak pernah ditepati.

Kemudian masyarakat,mulai tidak percaya terhadap LSM Lekem dan muncul tuduhan Lekem terima suap dari BBG dan Exxon Mobil. Masyarakat menduga hanya alasan LSM saja bahwa pihak BBG dan Exxon Mobil tidak menepati janji.Persoalan ini kemudian dimanfaatkan Oknum SI yang mengaku Tokoh Masyarakat menghasut masyarakat bahwa semua LSM itu pembohong dan Penipu.Dan kemudian memprovokasi massyarakat untuk melakukan Demo disekitar tambang.

Untuk mengantisipasi dugaan Fitnah terhadap Lsm Lekem dan terus mengupayakan advokasi kepentingan masyarakat LSM ini mengirim surat ke DPRD Banjar untuk dicari solusi terbaik. Didalam suratnya LSM Lekem Meminta DPRD memangil dan mempertemukan Masyarakat yang terdampak dengan pihak Exxon Mobil dan BBG.

DPRD Banjar melalui Komisi I dan III Akhirnya menggelar pertemuan atau rapat dengar pendapat dengan LSM LEKEM dan Instansi Pemerintah yang terkait spt Badan Lingkungan hidup Kabupaten Banjar ,Dinas Pertambangan dsb. Tetapi muncul banyak Keanehan.Sebab pihak Exxon Mobil,BBG dan Masyarakat terdampak tidak diundang. dan yang lebih tidak lucu lagi, surat undangan DPRD Kabupaten Banjar tersebut tidak dikirim kekantor LSM LEKEM,tetapi diterima oleh H.Syahruji yang tidak diundang.Dan menurut informasi yang Lekem dapat,mundangan tersebut ia terima dari Mardani Anggota DPRD Banjar yang juga kerabatnya.Dan ia hadir di Rapat dengar Pendapat itu dengan memegang surat undangan yg tdk ditujukan pada dirinya(6 juni 2011).

Dalam Rapat dengar Pendapat(RDP) tersebut DPRD Kabupaten Banjar dicerca dgn banyak pertanyaan oleh LSM LEKEM terutama mengapa tidak menghadirkan Exxon Mocil dan BBG?
DPRD berdalih ingin menyamakan persepsi dengan LSM dan masyarakat serta mengumpulkan informasi yang lebih banyak dulu. Dalam RDP ini DPRD berjanji akan segera mempertemukan pihak -pihak terkait untuk mencari solusi.

Dua Kemudian Komisi III DPRD kabupaten Banjar melakukan Kunjungan kerja kelokasi eksplorasi Gas Methan yang dipermasalahkan masyarakat di Kecamatan Sungai TabukHari(9/06). Setelah menunggu hampir 2 bulan tidak ada pertemuan dan undangan dari DPRD Banjar seperti yang mereka janjikan. Tuduhan dan sangkaan yang bisa mendatangkan fitnah mulai bermunculan terhadap DPRD. Untuk menghindari Opini yang berkembang liar dmasyarakat,LEKEM mendatangi H. Hamdi,ketua Komisi III DPRD banjar.Dalam keterangannya H.Hamdi dengan santai dan tenang mengatakan bahwa,permasalahannya sudah dianggap selesai,sebab H.Syahruji mengatakannya sudah beres semuanya.

Masyarakat terdampak kembali mengeluh ke LSM LEKEM dan menyatakan bahwa tuntutan mereka tidak pernah selesai dan terpenuhi.Dan mereka merasa pernyataan H.Syahruji bahwa beres tuntutan terhadap Exxon Mobil dan BBG adalah pribadi bukan masyarakat.Sekarang masyarakat menduga H Syahruji telah memihak kepentingan Exxon Mobil dan BBG,sebab tidak lagi memperhatikan tuntutan mereka dan jstru sibuk dgn kepentingan Pribadi.

Berangkat dari fakta selam ini kuat dugaan Exxon Mobil dan BBG selalu berusaha menghindar dari tuntutan Dampak lingkungan berupa suara bising yang menggangu kenyaman masyarakat selama ini. Pengakuan bahwa telahada penelitian dampak lingkungan oleh Unlam dan hasilnya tidak berbahaya hanyalah sebuah pengakuan tanpa disertai data-data dan saksi-saksi.


Kamis,26 Mei 2011 Exxon Mobil dan anak perusahaannya PT.Barito Basin Gas(BBG) DiDemo damai Masyarakat dan LSM. Sebelumnya PT.BBG juga diDemo warga di Lokasi tambang gas Methan yang terletak didesa Sungai Tabuk,Kab.Banjar(19/5).

Masyarakat menuntut janji2 pihak perusahaan yang telah disampaikan saat sosialisasi pada awal Juli 2010.Perusahaan berjanji akan sangat peduli akan Dampak Lingkungan dan akan mempekerjakan masyarakat sekitar.

Setelah ada dampak Lingkungan berupa suara "Bising" perusahaan sdh lupa dengan janjinya seperti saat melakukan sosialisasi yang lalu.Masyarakat telah menyampaikan keluhan mereka Kepada Perusahaan melalui LSM Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM), tentang suara bising yang sering kali menggangu kenyamanan beristirahat pada malam hari.Kembali lagi Hasil yang didapat dari pihak perusahaan ini hanyalah janji dan janji.

Karena kecewa dengan janji yang tidak pernah ditepati,Masyarakat akhirnya menggelar unjuk rasa seperti yang terjadi akhir-akhir ini.



PENGEBORAN GAS METANA DI KAB.BANJAR AKAN DIDEMO
Sebagian warga masyarakat yang ada disekitar lokasi tambang gas metan di Kec. Sungai Tabuk berencana akan mendemo PT.Barito Basin Gas(BBG).Alasannya,karena tidak merekrut mereka utk jadi pekerja sebagaiman janji yg telah disampaikan serta mengganggu ketenangan warga.

Sekitar satu bulan lalu proses eksplorasi sdh dimulai,namun janji akan mempekerjakan diingkari.Sekarang masyarakat tdk dpt tidur nyenyak akibat suara bising dr kegiatan ekplorasi pa malam hari.PT.BBG,EXXon /APEXINDO harus bertanggung jawab!

Rabu, 16 Maret 2011

Peresmian Eksplorasi Gas Metan Di Kalsel
Eksplorasi gas metan diKabupaten Banjar telah dimulai.Acara ini secara simbolis diresmikan oleh Bupati Banjar Pangeran Khairul Saleh.Acara ini dihadiri beberapa perwakilan dari pelaksana proyek, seperti dari PT.Barito Basin Gas(BBG),Exxon Mobil,Apexindo,BPMigas,anggota Muspida dan Undangan.

Bupati Banjar berharap proyek eksplorasi gas metan ini berhasil dan berdampak positif bagi Pemerintah Kabupaten Banjar dan masyarakatnya.Ia juga berharap Pemerintah Daerah bisa terlibat dalam pengelolaan tambang ini hingga 10% untuk meningkatkan pendapatan Asli daerah selain dari tambang batubara(16/03)

Apa dan Bagaimana Dampak Lingkungan serta Dampak Sosial bagi Masyarakat Sekitar?
Dampak Lingkungan dan Dampak sosial tentu ada,lalu apakah lebih menguntungkan atau merugikan yang menjadi pertimbangan.Ibarat sebuah pribahasa jangan menjual sebelah mata untuk membeli kacamata.Sikap hati-hati dan bijaksana sangat diharapkan dalam mengeruk hasil tambang.
Jumat, 24 September 2010


EKPLORASI GAS METAN DI KABUPATEN BANJAR MASIH ADA MASALAH
Ditemukan Lokasi yang diduga banyak mengandung gas metan dilahan persawahan

masyarakat desa Sungai Tabuk,Kabupaten Banjar.


Martapura,Kalsel
Menurut sebagian warga desa Sungai Tabuk Keramat dan desa Pemakuan,Kecamatan Sungai Tabuk,kabupaten Banjar yang tidak mau menyebutkan namanya,bahwa rencana akan dieksplorasi atau pengeboran gas metan diwilayah ini masih menyisakan masalah di masyarakat.Dan setelah ada riak-riak itu timbul dimasyarakat,barulah pihak BP Migas yang diwakuili oleh PT. Barito Basin Gas yang jadi kontraktor melakukakn sosialisasi dengan tokoh masyarakat dan anggota Muspika Kecamatan Sungai tabuk.

Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan banyak hal yang menyangkut berbagai masalah tekhnis dan keamanan dalam pengelolaan lingkungan oleh pihak PT.Barito Basin Gas yang disampaikan oleh Wisman , Public Representative (PR) dari perusahaan ini.Rencananya lokasi eksplorasi pengeboran gas metan ini akan jadi pilot project bagi eksplorasi lainnya,seperti di daerah Barambai, Batola dan Tapin .Dalam acara ini, warga menyampaikan juga kekhawatiran mereka akan dampak dari eklpolorasi pencarian gas metan ini.Mereka mengkhawatirkannya,kalau-kalau sampai terjadi seperti di Porong Sidoarjo,yakni lumpur Lapindo yang menenggelamkan wilayah tersebut(jumat,9/7/2010)

Menurut warga,mereka bisa memahami penjelasan dari pihak PT.Barito Basin Gas,tetapi itu tidak menyelesaikan substansi masalah sebenarnya.Menurut mereka, bagaimana bisa proyek pengeboran gas metan ini tiba-tiba dapat izin, tanpa ada diketahui oleh tokoh masyarakat dari ketua RT hingga Kepala Desa ?Ketika ada masalah dengan warga sekitar dan mengadu kepada ketua RT atau Kepala Desa,tentu mereka jadi bingung.Dan yang dikhawatirkan adalah tuduhan miring dan negatif terhadap mereka ini,sebab dinilai tidak cermat atau tuduhan lainnya,maklum mereka ini langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Rakhmat Dhany,Camat Sungai Tabuk ketika dimintai keterangan sehubungan dengan akan dilakukan ekplorasi Pengeboran gas metan diwilayahnya menyatakan,bahwa tidak ada masalah selama selama perusahaan tersebut melakukannya dengan baik dan benar.Misalnya,ia meminta izin dengan masyarakat dan Pemerintah setempat,sehingga tidak menggangu situasi masyarakat yang sangat kondusif diwilayahnya.

Kemudian HR juga meminta konfirmasi kepada Kapolsek Sungai Tabuk Iptu Riswiadi via telepon,dan menanyakan apakah ada permintaan keamanan untuk ekplorasi gas metan diwilayah hukumnya? Iptu Riswiadi menjelaskan ,bahwa Polisi diminta atau tidak, tetap berupaya memberikan pengamanan kepada semua pihak, apalagi hal itu diminta melalui jalur resmi.

Dari pengamatan ,perlu sekali Renegosiasi dengan warga sekitar lokasi dan tokoh masyarakatnya agar semua berjalan lebih lancar.Menurut warga, mestinya izin itu jangan hanya sampai pada pejabat yang diatas saja,tapi hingga sampai masyarakat yang berada paling bawah.Dengan begitu semuanya jadi terang benderang alis transparan dan tidak akan timbul masalah dan kecurigaan-kecurigaan.

Masyarakat Sungai Tabuk Resah akan Dampak Lingkungan dan dampak sosial dari eksplorasi ini.Keresahan itu dipicu kurangnya sosialisasi terhadap mereka.Masalah lainnya adalah dampak sosial yang sekarang dirasakan oleh masyarakat Sungai Tabuk Keramat,sebab tidak sedikit warga yang menduga bahwa Kepala desa(pambakal)mereka menjadi calo tenaga kerja.Dugaan warga memang cukup beralasan,sebab warga yang akan bekerja dilokasi tambang gas metan ini harus melalui Kepala Desa,dan akibatnya mayoritas yang dipekerjakan adalah kelurganya atau kroninya.

Kecemburuan Sosialnya akibat ulah Kepala Desa ini semakin bertiup kencang dan membuat makin tidak sukanya warga terhadap eksplorasi gas metan.Menurut warga,keberadaan Ekplorasi Gas Metan diwilayah ini tidak ada keuntungannya bagi mereka dan keuntungan itu hanya didapat oleh Kepala desa dan Kroninya.

Dari berbagai data yang berhasil didapat kemarahan masyarakat terhadap Kepala Desa ini akan berimplikasi pada perusahaan pelaksana proyek eksplorasi.Aksi Demo dan Unjuk Rasa dari masyarakat kemungkinan akan segera meletus setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar