Rabu, 08 Desember 2010

BBM LANGKA

Kelangkaan Bahan Bakar Minyak(BBM) jenis premium terulang kembali seperti awal dan akhir bulan lalu diberbagai daerah di Provinsi Kalimantan. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Banjarmasin banyak yang kehabisan stok persediaan Bansin atau premiun, akibatnya antrean panjang hingga mencapai ratusan meter.

Akibat dari kelangkaan BBM jenis premium ini,masyarakat jadi panik dan berebut membelinya di SPBU.Kemudian diduga dimanfaatkan oleh para spekulan yang ingin meraih untung dari suasana tersebut. Harga bensin ditingkat pengecer yang ada disekitar kota Banjarmasin harganya melompat naik dari Rp. 5000 hingga Rp.6000.Menurut para pengecer, mereka terpaksa menaikkan harga bensin ,karena sulit untuk mendapatkannya.Selain harus antrean panjang dan lama,terkadang pihak SPBU tidak melayani pembeli dengan menggunakan jerigen.Mahalnya harga bensin ditingkat pengecer di Banjarmasin ini sudah berulang-ulang kali terjadi, seiring dengan minimnya pasokan dari Depo Pertamina Banjarmasin ke SPBU.

Purwantoro Setiabudi,Kepala depo atau Operation Head Pertamina Banjarmasin, menjelaskan bahwa sebetulnya pasokan BBM jenis Premium sebetulnya cukup untuk SPBU,hanya saja dikurangi untuk mengantisipasi terlambatnya Tanker Pertamina tiba di Depo pertamina Kuin ,Banjarmasin.Kelangkaan yang terjadi akibat masyarakat panik dan membeli premium tidak sesuai dengan kebutuhan atau berlebihan(rush).Ia juga menjelaskan,bahwa kelangkaan bukan disebabkan kesengajaan atau kelalaian manajemen Pertamina,tapi karena faktor alam,seperti tingginya gelombang laut yang mengakibatkan kapal tanker yang menggangkut BBM tidak dapat berlayar dengan cepat, atau kapal tanker kandas akibat dangkal.menurutnya kelangkaan akan cepat diatasi bila kapal tanker pengangkut BBM sudah bongkar dan mereka segera memasok ke SPBU-SPBU.

Kenyataan dilapangan,walaupun kapal tanker sudah bongkar di depo Pertamina Banjarmasin dan kemudian didistribusikan atau di pasok ke SPBU-SPBU, tetap saja tidak cukup.Hal itu ditandai dengan cepatnya SPBU tutup akibat kehabisan stok bensin atau solar.Pihak Pertamina silakan saja berdalih macam-macam,tapi kenyataan ini harus segera menjadi pusat perhatian untuk diperbaiki.Bila ini terus menerus terjadi,akan sangat mempengaruhi kehidupan sosial,politik dan ekonomi masyarakat Kalimantan Selatan.

Sementara itu kita meminta para Pemilik SPBU agar memberikan teguran kepada karyawan yang jadi operator pengisian,agar tidak menaikkan harga kepada pembeli yang menggunakan jerigen dengan seenaknya. Karena itu juga akan memicu mahalnya harga ditingkat eceran.Kemudian kita harapkan pemilik SPBU membayar gaji para karyawannya sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP),sebab dari keterangan yang kita dapat,masih ada yang menerima jauh dari itu.

Lepas dari itu semua untuk menciptakan kondisi sosial,politik dan Ekonomi yang baik,semua pihak kedepannya bekerjasama dengan benar dan jujur agar masyarakat tidak panik dan menjadi korban.Pihak Pertamina mestinya lebih meningkatkan lagi kerjasamanya dengan semua Media, agar informasi yang benar sampai kemasyarakat.Boleh jadi, kepanikan kelangkaan BBM dimasyarakat, lebih disebabkan oleh kurangnya Informasi yang mereka terima.Dan semua pihak diharapkan menciptakan suasana yang kondusif aman dan lancar , bukannya menangguk diair keruh untuk kepentingan pribadi yang sangat pragmatis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar