Sabtu, 29 November 2008

PASAR TERAPUNG KUIN CIRUCUK


PASAR TERAPUNG RIWAYATMU MEMANG NGAPUNG


Pasar terapung akan tamat riwayatmu dan punah jika tidak dibenahi dan dipelihara.Untungnya ada perempuan tua yang jadi ikon sebuah stasiun televisi swasta yang mengatakan "oke" diatas pasar terapung hingga membuat pasar itu masih diingat dan makin populer.

Sesungguhnya Keberadaan Pasar terapung (floating market) di muara kuin Banjarmasin , punya sejarah panjang ,yaitu lebih dari 400 tahun atau 4 abad.Dipasar terapung inilah terjadi interaksi jual -beli masyarakat . Para pedagang dan pembeli sama-sama berada diatas jukung atau perahu yang terapung diatas air dalam berbagai aktifitas jual belinya. Para Pedagang dan Pembeli ini umumnya berasal dari daerah bantaran sungai.Sebagian besar dari sungai-sungai kecil atau handil. Pasar terapung hanya ada 2 didunia ,Pertama yang ada Banjarmasin, Kalimantan selatan dan yang Kedua ada di damnoen saduak floating market,di kota Bangkok Thailand


Seiring dengan makin modern dan lajunya pertumbuhan pasar-pasar tradisional didaratan yang disertai makin lancarnya lalulintas didarat,pasar terapung di muara kuin Banjarmasin mulai ditinggalkan oleh sebagian pedagang dan pembelinya.Kondisi demikian akan membuat pasar terapung terancam tamat riwayatnya dan punah dari bagian budaya masyarakat melayu Banjar.

Punah atau bakal tamatnya riwayat pasar terapung disebabkan oleh pemerintah juga.Sebab Pemerintah telah berhasil memperbaiki berbagai infrastruktur lalulintas .Diantaranya berupa penyediaan jalan dan jembatan serta alat transpotasi darat yan cukup memadai dibanding dimasa awal erbentuknya pasar terapung itu sendiri.Dengan demikian daerah –daerah yang dulunya hanya bisa menggunakan perahu atau jukung dalam berbagai aktifitas kini mulai beralih melalui darat. Pusat Perbelanjaan modern dibangun oleh pemerintah dipinggir-pinggir sungai .Bukankah itu dibangun untuk memudahkan kita semua? Lalu pasar terapung hanya sebagai obyek wisata budaya saja ?

Untuk terus melestarikan pasar terapung hingga tetap menjadi obyek wisata budaya diKalimantan Selatan , Pemprov dan Pemkot Banjarmasin menggelar Festival Budaya Pasar Terapung,Sabtu,21 juni 2008. Festival ini digelar diSungai Martapura,tepat didepan kantor Gubernur Kalimantan Selatan .Pada acara ini banyak sekali jukung atau perahu hias yang ikut serta , hingga makin menambah semarak dan meriah.


Kemeriahan acara Festival tersebut terasa semakin lengkap dengan banyaknya hadir para undangan , hingga pengunjung dan wartawan dari berbagai media yang ikut menyaksikan serta melakukan liputan .Festival ini tentu banyak sekali menelan biaya sebab mulai dari tahap persiapan sampai hari H,sehingga acara bisa berjalan lancar dan sukses.


Diduga wartawan Amplop

Namun kemeriahan dan kelancaran itu tidak sedikit agak ternoda oleh perbuatan oknum panitia .Oknum panitia ini berlaku kasar atau melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap wartawan yang ingin berpartisipasi dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan budaya daerah ini.Perbuatan yang tidak menyenangkan itu dilakukan dengan mengatakan “ Anda bukan wartawan yang kami undang “ dengan nada ketus .Hal ini di terima wartawan…….. ….ketika ia ingin mendapat akses yang lebih bayak tentang Festival Budaya Pasar Terapung tersebut.Mungkin oknum tersebut menduga bahwa wartawan ini adalah wartawan yang hanya mengejar amplop.

Penghargaan

Kita sangat menghargai brbagai usaha yang telah dilakukan oleh berbagai pihak seperti Pemerintah,perorangan,LSM, atau Budayawan dalam usaha melestarikan berbagai Budaya daerah diKalimantan Selatan.Namun untuk Pemerintah Provinsi atau Kotamadya kita berikan saran dan masukkan, supaya memilih orang yang betul-betul profesional dalam menanganinya ven-even besar seperti yang dilangsungkan.Dengan demikian Anggaran dan biaya yang begitu besar ,menjadi tepat sasaran dalam penggunaannya dan bukan jadi sasaran orang yang hanya mencari kesempatan dalam kesempitan.

Kemudian marilah semua pihak bekerjasama dalam upaya memelihara Budaya Daerah,diajak atau tidak,diundang atau tidak,kita tetap peduli dan terus berusaha memelihara kelestarian Budaya daerah ini. Dan Yang perlu kita sadari dan ingat bahwa budaya yang lebih maju,maju serta praktis akan dipakai namun yang makin terbelakang dan kurang praktis cenderung akan ditinggalkan oleh masyarakat .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar